DatDut.Com – “Dilarang membawa barang elektronik!” Begitu kira-kira salah satu larangan yang ada di dalam buku panduan santri. Namanya juga aturan. Pasti ada saja yang melarang. Begitu pula dengan santri.
Sudah tahu dilarang membawa barang elektronik–handphone misalnya–tetapi masih saja membawanya ke dalam asrama. Apalagi jika setelah ujian.
Mungkin para santri sudah merasa bebas tanpa ada beban belajar atau menghafal pelajaran. Katanya sih membawa hp setelah ujian itu buat refreshing. Tapi menurut saya bukan hanya itu. Membawa HP ke asrama itu bisa jadi buat uji nyali dan juga senam jantung. Ya, coba aja kalau ada pengurus lewat pasti deg-degan, kan?
Nah, di bawah ini akan saya beri tahu di mana biasanya para santri menyembunyikan HP-nya ketika razia digelar oleh bagian keamanan. Yuk! langsung saja kita simak.
1. Di Dalam Lemari
Biasanya sih HP yang ukuraannya mungil diletakkan di antara baju-baju di dalam lemari. Bukan di antara baju dan baju. Tetapi biasanya diletakkan di dalam saku baju lalu di lipat dan ditumpuk bersama baju-baju yang lainnya.
2. Di Saku Baju Lalu Digantung
Nah, karena diletakkan di dalam lemaari itu persentase ketahuan oleh pengurus adalah 97%, maka para santri pun tak kehilangan akal.
Coba-coba sih menyimpan HP di dalam saku baju kemudian digantung. Ini lebih menyulitkan qism al-amni atau bagian keamanan.
Karena baju yang digantung bukan hanya satu. Bahkan bisa mencapai puluhan. Apalagi gantungannya itu tingginya sekitar dua meter. Mengambilnya pun harus memakai galah yang ada paku di atasnya.
Jadi, dijamin bisa membuat tangan para qism al-amni lumayan pegel-pegel karena harus nurunin baju satu-satu dan memeriksa masing-masing sakunya.
3. Dimasukkan ke Dalam Kotak Sampah
Cara ini memang gila. Tapi kalau sudah kepepet dan mencium bau-bau razia ide segila apa pun bisa aja muncul. Salah satunya memasukkan HP ke dalam kotak sampah. Biasanya sih HP-nya terlebih dahulu dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi tanda supaya mudah mencarinya.
Tinggal berdoa saja semoga tidak lupa kalau punya simpanan barang berharga di dalam kotak sampah. Kalau nggak ingat sampai keesokan harinya, silakan saja mencari di tempat pembuangan sampah akhir. Hehe.
4. Diletakkan di Kamar Mandi
Cara ini cukup mengelabui para perazia HP. Pasalnya, para perazia biasanya hanya memeriksa kamar tempat para santri tidur dan beristirahat. Jarang yang memeriksa kamar mandi.
Kalau menyimpan HP di kamar mandi sih biasanya diletakkan di antara tumpukan baju kotor dan bisa juga diletakkan di wadah sabun setelah dibalut dengan kantong plastik. Berdoa saja mudah-mudahan nggak keguyur air oleh orang lain atau kita sendiri karena lupa. Hehe.
5. Ditanam di Pot Bunga
Biasanya di depan kamar asrama terdapat tanaman-tanaman mungil di dalam pot. Tanaman-tanaman di dalam pot ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk menyembunyikan hp agar terselamatkan dari razia.
Tak jauh beda dengan akal-akalan di atas, sebelum dimasukkan ke dalam pot bunga hpnya dimasukkan ke dalam kantong plasti terlebih dahulu. Berdoa saja agar hujan tidak turun tiba-tiba. Lah kalau hujan turun tiba-tiba terus yang punya hp lupa atau ketiduran kan bisa jadi nggak karuan tuh pikirannya. Hehe.
Nah, yang diuraikan di atas adalah akal-akalan para santri untuk menyembunyikan HP dari para perazia atau qism al-amni. Buat para perazia HP di asrama pesantren sepertinya perlu mempertimbangkan tempat-tempat di atas.
Kalau sudah mencari di tempat-tempat “strategis” di atas tidak ketemu juga berarti santrinya manut-manut. Kalau tidak manut-manut, ya berarti punya tempat persembunyian lain yang lebih aman lagi.
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022