DatDut.Com – Perintah salat dalam Alquran selalu menggunakan kata akar kata qama beserta variasi bentuk kata kerja lainnya. Variasi kata qama yang bersamaan dengan kata shalah tidak kurang terdapat dalam 20 ayat Alquran. Mengapa Allah menggunakan akar kata qama bukan kata yang lain? Padahal untuk mengungkapkan arti “melaksanakan” atau “mengerjakan” dalam bahasa Arab terdapat kata fa’ila, ‘amila, dan lain sebagainya.
M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbab menerjemahkan kata qama yang bersamaan dengan kata shalah dalam Alquran dengan melaksanakan dengan sempurna, memenuhi rukun dan syaratnya serta secara bersinambung. Nah, di sela-sela ibadah umrahnya sejak 20 Desember lalu, Ustaz Arifin Ilham menyempatkan diri menulis tip agar salat khusyuk di fanpage Facebooknya. Berikut 5 uraiannya:
1. Ketika Salat, Hayati Bahwa Allah Maha Segalanya
Menurut Ustaz alumni Pesantern Darunnajah ini, seseorang yang sulit khusyuk dalam salat karena mengenal Tuhan sebatas sebagai Zat yang wajib disembah. Kita belum belum mengenal dan menghayati betul sifat, af’al (kehendak) dan asma Allah dengan baik.
“Dia yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, aku, tubuhku, mataku, telingaku, jantungku, istriku, anak-anakku, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang bergerak, semua yang berada di langit dan bumi,” tulis Arifin Ilham di fanpage Facebooknya.
“Allah itu memiliki sifat ‘al-Muhyi’, Zat Yang Menghidupkan, ‘al-Mumit’, Zat Yang Mematikan, ‘al-Murid’, Zat Yang Berkehendak, dan ‘al-Qadiru’, Zat Yang Maha Kuasa,” lanjut Ustaz Arifin Ilham.
Nah, dari sifat-sifat yang disebutkan di atas, Arifin Ilham mengajak para jamaah yang membaca tulisannya tersebut untuk menghayati betul bahwa kita itu tidak ada apa-apanya di mata Tuhan. Jika kita dapat merasakan rendah diri di hadapan Tuhan, insya Allah kita akan bisa menikmati indahnya salat khusyuk.
2. Allah Terus Memperhatikan Kita
Ustaz Arifin menyebutkan beberapa sifat Allah yang selalu memperhatikan gerak-gerik hamba-Nya. Dalam hal ini, Ustaz Arifin menyebutkan emapt sifat Allah, ar-Rab, al-Malik, al-Bashir, dan as-Sami’. Ar-Rab berarti Allah Zat Yang Mengatur, al-Malik itu Zat Yang Maha Mengusai dan Memiliki, al-Bashir berarti Zat Yang Maha Menatap. Artinya Ia tahu persis hati, pikiran dan lintasan pikiran kita. Sementara itu, as-Sami’ berarti Zat Yang Maha Mendengar. Artinya, Ia mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hamba-NYA.
“Bisakah hati dan pikiran kita lari saat salat sementara Dia menatap hati pikiran kita? Kalau begitu kok bisa maksiat, sementara Dia terus-menerus memperhatikan kita?,” tegas Ustaz Arifin Ilham.
Salat seseorang seharusnya dapat mencegahnya berbuat kemaksiatan. Allah berfirman, “Salat itu dapat mencegah seseorang melakukan perbuatan dosa dan kemungkaran” (QS Al-Ankabut [29]: 45). Nah, jika kita rajin salat namun dalam waktu yang sama juga melakukan maksiat, berarti ada yang tidak benar dengan salat kita.
3. Pahami Makna Bacaan dalam Salat
Pengasuh Pesantren Tahfiz az-Zikra ini menyebutkan faktor berikutnya mengapa kita sulit salat khusyuk. Menurutnya, hal tersebut karena kita belum paham bacaan, makna, hikmah, keutamaan, syarat dan rukun salat. Ustaz yang aktif memimpin zikir ini, menafsiri kata sukara (QS an-Nisa [4]: 43) dan kusala (QS an-Nisa [4]: 412).
Menurutnya, Sukara itu berarti orang-orang yang salat sambil mabuk. Artinya, seseorang yang salat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa keyakinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa ruh.
Sementara itu, kusala berarti orang yang melaksanakan salat dalam keadaan malas-malasan, sehingga salat itu terasa beban, buru-buru ingin cepat selesai, senangnya menunda nunda waktunya, gerak salatnya cepat seperti ayam matok, surah dan bacaan salat pun komat kamit.
“Lihatlah orang mabuk. Mereka berkata, berbuat, tetapi tidak sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat. Lihatlah orang salat berdiri, bertakbir, baca ayat, ruku, sujud, tahiyat dan salam, tetapi tidak sadar bahwa ia sedang berdiri, ruku’ sujud menghadap Pencipta langit dan bumi,” jelas Ustaz Arifin Ilham.
4. Salat itu Bagaikan Komunikasi dengan Allah
Melaksanakan salat itu bagaikan sedang berkomunikasi dengan Allah Swt. Karenanya, Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian salat, sebenarnya ia sedang berkomukasi dengan Allah Swt.,” (HR Bukhari Muslim).
Nah, menurut Ustaz Arifin Ilham, orang yang sulit khusyuk dalam salat itu karena tidak sadar bahwa salat itu bagaikan al-muhadatsah bainal makhluq wal Khaliq, dialog hamba dengan Penciptanya.
“Coba perhatikan dari azan, panggilan waktu menghadap-Nya, yang dipanggil pun yang bersyahadat, “Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar Rasulullah“, yang tidak beriman tidak dipanggil,” jelas Ustaz Arifin.
“Rasulullah mengingatkan, “Yang membedakan kita dengan orang kafir itu salat, maka siapa dengan sengaja meninggalkan salat sama saja dia berperangai seperti orang kafir,” lanjut Ustaz Arifin menulis dalam Facebooknya.
5. Salat itu Simbol Ketundukan Manusia pada Allah
Salat itu memiliki tata cara tersendiri yang harus dipahami setiap umat Islam. Dalam kitab fikih disebutkan bahwa orangtua berhak mengingatkan anaknya yang sudah berusia 7 tahun untuk belajar mengenai syarat dan rukun salat. Menurut Ustaz Arifin Ilham, salat itu diawali dengan menutup aurat, menghadap-Nya, menghadap kiblat karena memang fokus jasad, ruh, hati, pikiran kepada-Nya, apalagi berjamaah dan rapi safnya.
Ia melanjutkan, setelah menghadap kiblat, kita mensucikan zat Allah dengan berdiri tegap, membaca takbir, dan membaca iftitah. Hamba datang menghadap-Mu duhai Pencipta langit dan bumi, tunduk patuh taat pada-Mu. Inilah diantara komunikasi salat yang belum dipahami. Lantas bagaimana khusyuk tanpa kesadaran ini, sahabatku?,” tegur Ustaz Arifin.
Penulis : Ibnu Kharish | Penulis Tetap Datdut.com
Fb : Ibnu Harish
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022