DatDut.Com – Ustad Maulana beberapa Minggu lalu menyampaikan pernyataan kontroversial terkait dakwahnya. Ustad humoris ini menegaskan bahwa syarat seorang pemimpin tidak harus beragama Islam.
Tentu, pernyataannya ini mendapat respons tokoh yang setuju maupun kontra dengannya. Ustad Arifin Ilham termasuk salah satu tokoh yang tidak sependapat dengan Ustad Maulana.
Berikut 5 ulasan keberatan Ustad Arifin Ilham terhadap Ustad Maulana, sebagaimana dikutip dari fanpage Facebooknya.
1. Memisahkan Islam dari Kepemimpinan Suatu Kebodohan
Menurut Ustad pembimbing zikir ini, Islam dan politik merupakan satu kesatuan. Islam itu agama yang sempurna. Semuanya ada dalam Islam.
Etika masuk kamar mandi saja diatur dalam Islam. Apalagi masalah kepemimpinan kepemimpinan politik. Memisahkan Islam dengan politik itu suatu kebodohan, tidak paham ajaran Islam.
Tampaknya, Ustad Arifin menganggap bahwa kepemimpinan haruslah diemban pemimpin Muslim. Ia sama sekali tidak mentoleransi perbedaan pendapat terkait kepemimpinan ini (Baca: Ustad Maulana: Pemimpin Non-Muslim Boleh, Ini 5 Penjelasannya)
2. Para Nabi Diutus untuk Membasmi Kemungkaran
Ustad yang berpoligami ini menyatakan bahwa seluruh Nabi diutus untuk membasmi kemungkaran. Nabi Ibrahim diutus untuk membasmi berhala-berhala yang diagungkan rezim Namrud.
Nabi Musa diutus untuk membasmi rezim Firaun yang suka membunuh bayi-bayi lelaki. Nabi Muhammad Saw. diutus untuk memberangus kejahiliyahan masyarakat Arab.
3. Pemimpin Harus yang Beriman dan Bertakwa
Terkait hal ini, Ustad Arifin Ilham mengutip beberapa surah Alquran yang menurutnya Allah melarang pemimpin yang tidak beriman dan bertakwa.
Ia mengutip surah Al-A’raf ayat 96, surah Al-Anbiya ayat 105 dan surah An-Nisa ayat 144 serta surah Al-Maidah ayat 57.
Menurutnya, Surah Al-A’raf menjelaskan bahwa keberkahan dan kebahagian dapat dicapai apabila melaksanakan syariat dan sunah Rasulullah.
Sementara Surah Al-Anbiya, menurutnya, mensyaratkan kriteria iman dan takwa dalam kepemimpinan. Di samping itu, surah An-Nisa dan surah Al-Maidah melarang mukmin memilih pemimpin non-Muslim.
4. Rasulullah Melarang Pemimpin Jahil
Ustad Arifin Ilham mengutip hadis Nabi tentang memilih pemimpin jahil (bodoh). Rasulullah bersabda kepada Ka’ab bin Ujrah, “Mudah-mudahan Allah melindungimu dari pemimpin jahil.” Ka’ab bertanya, “Siapa pemimpin jahil itu, Rasul?” “Mereka pemimpin yang hidup setelahku. Mereka tidak beriman pada petunjuk Allah dan mereka tidak mengikuti sunahku,” jawab Rasulullah (H.R. Ahmad).
5. Dai Harus Menyampaikan Dalil Berdasarkan Alquran dan Sunah
Di akhir pernyataannya, Ustad Arifin menegaskan bahwa setiap mukmin harus memegang teguh Alquran dan Sunah, apalagi seorang dai yang menyampaikan ceramah agama. Selain itu, Ustad Arifin juga berdoa agar umat Islam dilindungi dari seorang dai jahilyang menyesatkan dari petunjuk Allah dan Sunah Nabi-Nya.
Penulis : Ibnu Harish | Penulis Tetap Datdut.com
Fb : Ibnu Harish
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022