Menu Tutup

Ini 5 Mitos Orang Tua yang Bersumber dari Ajaran Islam

Datdut.Com – Dulu saat kecil saya dilarang ini dan itu oleh ibu saya. Semacam ajaran orangtua dulu yang berbau mitos. Terkadang tak bisa dinalar. Misalnya kalau pas makan daging ayam gak boleh milih sayap, katanya nanti ditolak perawan.

Mungkin setiap orang juga mengalami hal ini di masa kecilnya. Bahkan para orang-orangtua memang tak bisa menjelaskan alasannya selain memang sudah dilarang dari zaman dahulu. Ya tetap dengan alasan asal gampang saja, misal kata “memang nggak boleh”, “nggak ilok (nggak baik)”, dan lain-lain. Jadinya seperti mitos saja. Hehehe.

Berikut rangkuman 5 ajaran orang tua yang sebenarnya bersumber dari ajaran Islam.

1. Anak kecil dan Balita Dilarang Keluar Rumah Menjelang Maghrib

Ada pesan orang-orang tua yang cukup populer. Mereka berpesan, jangan keluar magrib-maghrib, banyak hantu. Sebenarnya ini adalah salah satu pesan Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Ahmad, dan al-Hakim, dari Jabir r.a. Nabi bersabda, “Tahanlah anak-anak kalian sampai hilangnya kegelapan awal malam karena waktu itu adalah saatnya para syetan bertebaran.” Hadits ini tercantum dalam Jam’u al-Jawami’ karya Imam as-Suyuthi.

2. Menutup Tempayan atau Penampung Air saat Malam

Orang tua-tua juga terbiasa menutup wadah-wadah air ketika menjelang malam. Semua penampung air ditutup. Sebagian ada yang mengatakan kalau gak ditutup takutnya ketiban pagebluk atau wabah.

Ternyata Nabi pun memerintahkan untuk menutup tempat-tempat air ketika malam hari, meskipun hanya dengan sepotong kayu yang dilintangkan saja.

Dari Jabir r.a. berkata, Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Matikanlah lampu saat kalian tidur malam hari, kuncilah pintu, talilah wadah-wadah dari kulit, tutupilah makanan dan minuman.” Hammam berkata, “Aku kira beliau bersabda juga ‘(tutupilah) walau dengan kayu yang engkau lintangkan,” (H.R. Bukhari).

3. Jangan Makan yang Panas

Sebagian nenek kita, meski sudah tua ternyata masih utuh giginya dan masih kuat makan klanting. Rahasianya, mereka tak pernah makan makanan panas dan selalu menunggunya menjadi dingin. Bedakan dengan kita yang suka makan panas plus minum es. Wah, kalau gigi bisa bicara, tentu akan protes.

Diriwayatkan dalam al-Mu’jam al-Awsath, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad SAW dihidangi sepiring makanan yang masih mengepulkan asap. Beliau segera mengulurkan tangannya namun menariknya lagi, kemudian bersabda, “Allah tidak memberi makan api kepada kita”.

4. Makan Harus Dihabiskan, Tidak Boleh Membuang-buang Makanan

“Kalau makannya gak dihabiskan, nanti ayamnya mati,” begitu kata nenek dan ibu saya saat membujuk karena saya sudah merasa kenyang, atau bosan dengan makanan di piring yang belum habis saya makan. Kalau anak sekarang tentu bisa menjawab “Justru kalau gak habis ayamnya, bisa dapat makanan tambahan dong…”.

Sebenarnya dalam etika makan, Islam menganjurkan agar makanan tidak boleh tercecer dan disisakan sia-sia apalagi terbuang percuma.

Al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika salah satu dari kalian makan, hendaklah ia menyesap jari-jarinya (untuk membersihkan sisa makanan sebelum cuci tangan). Karena sungguh ia tidak tahu di makanan yang manakah terdapat berkah.”

Bandingkan dengan kebiasaan “kita” di pesta-pesta zaman ini. Kok gak gaya kalau sampai piringnya bersih licin. Malah orang yang makan sampai piringnya bersih kadang justru dicap sebagai “gak pernah makan enak”. Ada juga kebiasaan buruk kita untuk menyisakan air minum kemasan. Betul gak? Dan bisa dipastikan air sisa itu akan terbuang percuma. Paling banter untuk nyiram tanaman.

Ada lagi pesan Rasulullah tentang makanan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Jabir r.a. Nabi bersabda, “Ketika salah satu kalian makan, lalu terjatuh sesuapan, hendaklah ia bersihkan apa yang meragukannya (kotoran) lalu ia makan, dan janganlah sesuap makanan itu ia tinggalkan untuk setan.”

5. Makan Mulai dari Tepi Piring

Ada lagi nih adab makan dari orang tua dulu. Kalau makan harus dari pinggiran piring. Jangan langsung diacak-acak tengahnya. Ini pun ternyata bukan sekedar tatacara yang berdasar mitos belaka. Karena, Nabi pun mengajarkan cara makan dari pinggiran wadah, terutama untuk makanan yang encer seperti bubur dan sejenisnya.

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata, Rasulullah Saw. disuguhi sepiring tsarid (bubur). Beliau bersabda, “Makanlah dari pinggirannya, jangan dari tengahnya. Karena sesungguhnya berkah makanan itu turun pada tengahnya.” HR. al-Bayhaqi.

nasrudin maimunKontributor : Nasrudin (Penggemar martabak dan bakso)

FB: Nasrudin El-Maimun

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *