DatDut.Com – Apa sih alasan kamu kalau mau beli buku? Penulisnya? Penerbitnya? Covernya keren? Lagi dibicarain banyak orang? Atau, karena harganya? Apa pun yang jadi alasan kamu, sah-sah saja. Dan, satu lagi yang terpenting, beli buku tetaplah sesuatu yang mulia dan istimewa.
Mulia karena membeli buku berarti kamu sedang berinvestasi untuk masa depan kamu. Lalu, istimewanya di mana? Istimewanya karena tak banyak anak muda yang mau menyisihkan uang untuk beli buku. Sebetulnya. sih. tidak hanya anak muda, tapi semua generasi, karena tingkat literasi di negeri kita rendah sekali.
Nah, di Ramadan ini ada buku yang pas sebagai bacaan menjelang ngabuburit atau saat olahraga pagi (istilah medsosnya: asmara subuh). Buku ini ditulis oleh Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, penulis produktif dan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Gramedia dan baru Ramadan ini diluncurkan. Gak ada ruginya kamu baca buku ini. Dijamin, deh! Kalau gak percaya, ini ada 5 keunggulan buku ini:
1. Isinya cocok untuk suasana Ramadan gini
Kapan lagi kamu belajar tentang Islam kalau gak di Ramadan gini. Jujur deh, di luar Ramadan pasti susah cari waktu dan kesempatan untuk belajar Islam. Nah, judul buku ini: Ibadah tanpa Beban. Dari judulnya, sudah tergambar buku ini bakal ngasih sudut pandang yang berbeda tentang ibadah.
Kalau sementara ini banyak orang (mungkin termasuk kamu di dalamnya) menganggap ibadah sebagai beban, maka buku ini ingin membuktikan sebaliknya. Dalam konteks puasa, buku ini menunjukkan bukti dari para ilmuwan kalau puasa itu diperlukan tubuh kita. Begitu juga dengan salat dan ibadah-ibadah lainnya.
2. Melihat ibadah dengan kaca mata yang luas
Pernahkah kamu menilai bahwa cinta juga ibadah? Atau, memandang hidup sederhana sebagai ibadah yang istimewa? Bahwa bersikap ramah, mengutamakan dan menginspirasi orang lain, bisa bernilai sebagai ibadah? Bahkan, pernahkah kamu memandang bahwa mengidolakan, bercerita, berteman, dan tertawa, juga refreshing bisa menjadi ibadah yang penting? Kalau belum, berarti kamu sudah terjebak dalam cara pandang sempit dalam melihat ibadah.
Nah, buku ini mengajak kamu untuk membuka mata lebar-lebar bahwa banyak sekali ragam ibadah itu. Buku ini hadir untuk memberi cara pandang yang lebih luas dalam melihat ibadah. Tidak hanya menyuguhkan ibadah yang mainstream, tapi juga membahas sub-sub ibadah yang sering diabaikan, dilengkapi dalil-dalil yang mendasarinya.
3. Melibatkan pembaca
Buku ini dihadirkan bukan sebagai buku motivasi atau panduan etika, meskipun buku ini menampung bermacam hikmah atas ibadah, juga memaknainya dengan melibatkan pembaca. Pembaca tidak hanya diberikan tip dan trik, tapi juga diminta untuk memanfaatkan media sosialnya, seperti facebook, twitter, google+, path, dan lainnya, dalam evaluasi diri dan proyeksi masa depan. Semua dihadirkan agar pembaca lebih bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dibagikannya di media sosial karena telah diketahui oleh teman-teman media sosialnya.
4. Ada 30-an topik
Apa artinya 30 buat kamu? Iya, 30 sekurang-kurangnya identik dengan jumlah hari dalam sebulan. Itu berarti tiap topik bisa kamu selesain bacanya dalam sehari. Kamu gak usah mikir aneh-aneh dulu, ya. Kamu gak usah bayangin bakal puyeng bacanya dan ngebetein.
Baca buku ini asik, kok. Bahasanya yang ringan, contoh-contohnya yang sederhana, dan jumlah halaman tiap topiknya juga gak banyak, bikin buku ini wajib kamu baca di Ramadan ini. O iya perlu dijelasin juga, pembahasan buku ini bukan tentang Ramadan. So, kamu bisa baca kapan saja. Yang jelas, baca buku ini akan mengubah cara pandang kamu soal ibadah.
5. Diperkaya renungan hikmah, aforisme, dan kutipan dari tokoh dunia
Di sela-sela topik yang sedang menjadi pembicaraan pada bab tertentu, selalu dihadirkan berbagai kutipan hikmah, aforisme, dan kata bijak, bahkan puisi dari berbagai tokoh kelas dunia. Tidak hanya dari dunia Timur, tetapi juga kutipan hikmah, aforisme, dan kata bijak, bahkan puisi dari dunia Barat.
Meskipun kerangka temanya berangkat dari tema-tema agama, tetapi di dalamnya juga kaya respons terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang belakangan. Sebagai contoh, fenomena pengidolaan terhadap figur publik, yang belakangan menjadi semakin aneh dan mengerikan. Buku ini memberi alternatif, boleh saja mengidolakan, tapi biasa-biasa saja. Tak perlu hingga berlebihan sehingga mengorbankan banyak hal berharga dalam hidup.
Nah, itu 5 kelebihan buku ini. Sebetulnya masih ada banyak kelebihan lainnya, cuma lebih baik kamu langsung beli aja. Singkatnya, buku yang ditulis oleh penulis produktif dan bergelar doktor ini, juga diterbitkan oleh penerbit sekelas Gramedia, sudah cukup jadi jaminan dan alasan kenapa kamu harus segera memiliki buku ini. So, buruan gih ke Gramedia.