Menu Tutup

Ingat! Jangan Nodai Aksi Super Damai 212 dengan Menyebar Foto dan Berita Hoax

DatDut.Com – Seperti yang dikhawatirkan penulis dalam artikel tentang foto palsu yang beredar jelang Aksi Bela Islam II, bertebarannya foto dan berita kurang benar turut mengiringi Aksi Bela Islam III 2 Desember.

Tidak semuanya hoax, namun sebagian saja merupakan pemilihan ilustrasi ataupun judul berita yang kurang tepat. Tentang rombongan atau kafilah dari Ciamis, Darut tauhid, maupun Sumatera Barat, memang benar kehadiran mereka dalam aksi kali ini.

Tetapi tak sedikit pula dukungan terhadap aksi umat islam dengan memakai foto yang tidak pas ataupun klaim tak berdasar. Sebagian sumber yang dapat dipercaya terkait Aksi Bela Islam III antara lain Fanpage maupun Twiter KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.

Siaran langsung juga dapat dilihat di Youtube pada chanel GNPF Live Stream Bela Islam III. Bagi yang aktif di FB, bisa mengikuti perkembangan lewat halaman resmi Bela Quran.

Aksi Super Damai atau Aksi Bela Islam III telah berlalu dengan sukses dan damai. Jadi, agar tidak merusak dan menodai kedamaian yang telah diperjuangkan dalam aksi umat islam, hendaknya jangan menyebar atau memberi tanggapan mendukung pada foto-foto atau video yang diunggah oleh akun yang terbukti menebar hoax. Dan, berikut ini adalah beberapa hoax yang mengiringi Aksi Bela Islam III.

[nextpage title=”1. Yos Karvi”]

1. Yos Karvi

Akun yang mengaku anggota ICMI ini mengunggah sebuah foto iring-iringan bus memasuki Tol Jakarta. “Rombongan Sumatera masuk tol Jakarta,” tulisnya. Mendapat 3,5 ribu tanggapan dan dibagikan hingga 9.685 kali. Mengalahkan berbagai foto yang diunggah halaman resmi Bela Quran.

hoax-1 hoax-1-aslinya

Menelisik profil akun tersebut memang dipenuhi berbagai foto meme pelecehan dan kebencian kepada Presiden Jokowi maupun Ahok dengan segala bentuk variannya. Bagian akhir dari 200 komentar terhadap foto tersebut berisi hujatan terhadap pemilik karena telah menyebar foto palsu.

Sebenarnya jika mau mengakses halaman resminya, memang benar banyak umat Islam dari Sumatera Barat yang berangkat ke Jakarta. Hanya saja foto-fotonya tidak seperti itu, dan saat foto tersebut diunggah, rombongan masih dalam perjalanan di tempat lain.

[nextpage title=”2. Ludahi Wajah Nusorn Wahid”]

2. Ludahi Wajah Nusorn Wahid

Sebuah foto screen terhadap laman mirip detik.news memperlihatkan foto Nusron Wahid dengan judul berita “Nusron Wahid: Kalau Peserta Aksi 212 Lebih Dari Seribu Orang, Ludahi Muka Saya”. Foto tersebut diunggah pertama kali oleh salah satu halaman di FB dan segera menjadi viral. Bermacam hujatan dan serapah segera dialamatkan pada politisi ini.

hoax-2

Terkait hal ini pihak Detiknews sudah menayangkan tulisan klarifikasi dan menegaskan bahwa konten dan pernyataan tersebut tidak pernah ada dalam situs berita ini. Klarifikasi tersebut bisa Anda baca selengkapnya di sini.

Setelah ditelusuri via Google Image, ternyata foto Nusron Wahid dalam berita palsu tersebut diambil dari situs klikkabar.com. Judul aslinya adalah “GP Ansor Minta Perusakan Tempat Ibadah di Aceh Diusut Tuntas.” Silakan baca di sini.

hoax-2-aslinya

Hoax ini tidak lama beredar, karena banyak pihak yang segera membendungnya. Begitu terbuka kepalsuannya dan banyak disebar orang, ternyata foto tersebut telah dihapus dari halaman. Sayangnya tanpa permintaan maaf, dan foto sudah banyak yang menyimpannya dan sebagian masih menyebarkannya.

[nextpage title=”3. Dukungan dari Turki”]

3. Dukungan dari Turki

“Dari Turki menyapa aksi super damai Indonesia.” Demikian status yang ditulis akun Awal Udin. Dilengkapi foto sebuah gedung yang atapnya bertuliskan angka 212. Foto tersebut dibagikan hingga 5 ribuan kali dan mendapat like hingga seribu lebih. Hoax itu terbongkar dalam diskusi sebuah grup bernama Indonesian Hoaxes Community dan segera diposting pada halaman resminya.

hoax-3

Aslinya foto ini adalah bangunan mall di Turki bernama 212 Istanbul Power Outlet. Bisa Anda temukan dengan Google Maps. Dan tentu bangunan mall ini tidak ada hubungannya dengan aksi 212.

hoax-3-aslinya

Kini, bagian akhir dari 113 komentar dalam status Awal Udin malah berisi hujatan terhadap pemilik akun.

[nextpage title=”4. Polemik Berita Penyitaan Ketapel”]

4. Polemik Berita Penyitaan Ketapel

Berita dengan judul provokatif dan melenceng tidak hanya milik blog dan situs abal-abal. Bahkan media besar seperti Kompas, Merdeka, dan Metrotv pun ketularan gaya ini.

Di antara media-media besar yang memberitakan tentang penyitaan 1000 ketapel di Jawa timur tampaknya hanya DetikNews yang punya judul agak sopan. Unggahan kumpulan foto halaman beberapa situs berita oleh Dewantara Rachim ini menjadi perbincangan.

setengah-hoax-ketapel

Seperti dilansir DetikNews, Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar kepada wartawan, Selasa (29/11/2016) mengatakan bahwa pihak kepolisian belum bisa menjelaskan ada dugaan akan dibawa ke Jakarta atau tidak.

Meskipun tak menyatakan dugaannya, dengan adanya penyitaan tersebut bisa merupakan tindakan pencegahan karena adanya kemungkinan dikirim ke Jakarta.

Situs Merdeka.com yang memuat dengan judul “Diduga buat aksi 2-12 di Jakarta, 1000 ketapel di sita di Surabaya” tampak mendasarkan judul itu pada fakta bahwa tidak ada jadwal keberangkatan kapal menuju Makassar pada 28 November. Pada tanggal tersebut, hanya ada Kapal Pelni dari Makassar yang tiba di Surabaya, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

Setelah menjadi polemik akibat judul berita yang terkesan menuduh dan memancing emosi akhirnya Jatim.MetroTvnews mengganti judul berita menjadi “Polisi Amankan 1.000 Ketapel di Wonokromo.

Namun lagi-lagi admin situs ini masih teledor dengan tetap membiarkan url/tautan artikel berita yang masih memuat kata “untuk menyerang Jakarta” seperti ini: http://jatim.metrotvnews.com/peristiwa/Gbm3XzeK-1-000-ketapel-untuk-menyerang-jakarta-disita.

Aksi Bela Islam III telah sukses dengan damai. Semoga keadilan segera ditegakkan dan persatuan umat Islam terus berlanjut. Dan semoga kita kian cerdas menyikapi berita, foto atau meme yang beredar di internet.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *