DatDut.Com ~ Kalau Anda ke Maroko, minimal ada 5 kota yang sayang jika Anda lewatkan begitu saja. Karena kecantikannya, sejarahnya, keunikannnya, arsitekturnya, tokoh-tokohnya dan sebagainya. Yuk kita cari tahu kota apa saja kelimanya!
1. Rabat
Sebagai ibukota administrasi, Rabat mestinya menempati urutan pertama untuk dikunjungi. Karena kata orang, untuk melihat kemajuan atau gambaran suatu negara kita dapat melihatnya dari gambaran ibukotanya. So, kalau Anda jalan-jalan ke negara-negara di dunia sempatkan mampir ke ibukotanya.
Tempat-tempat yang paling banyak di kunjungi di Rabat adalah Tour (menara) Hassan, Makam-makam Raja, Kasbah (Benteng) Oudaya, Taman Andalusia, Benteng Chellah, Halaman Istana Kerajaaan (Royal Palace), Bibliotheque (Perpustakaan) Nationale, Souiqo (Pasar Tradisonal) Babul Had, Halaman depan Parlemen.
2. Fes
Kota ini mulai jaman dulu hingga sekarang terkenal sebagai ibukota pendidikan Maroko. Banyak ulama dan aulia yang terlahir dari kota ini. Fes ada dua, madinah qodimah (Fes kota tua) disebutnya Fes El-Bali, kedua madinah jadidah (Fes kota baru).
Yang menarik di Fes adalah kota tuanya. Setiap pelancong pasti diarahkan oleh tour guidenya ke sana. Pasalnya di kota tua inilah Fes menyimpan beragam keunikan dan kenyentrikkan. Ada perumahan penduduk yang lorong-lorongnya bak labirin. Jika anda ke sini tanpa guide dijamin kesasar alias tersesat.
Di kota tua ini ada masjid dan Universitas tertua di dunia yaitu Al-Qorowiyyin. Kampus ini dibangun oleh saudagar perempuan bernama Fatimah Al-Fihri tahun 245 H/859 M. Banyak ulama besar yang belajar dan mengajar di sini. seperti Ibnu Rusd, Ibnu Kholdun, Ibnu Ajurrum, Musa bin Maimun (Filsuf dan ulama yahudi), Al-Jazuli, Ibnul Arabi (Fakih). Anda juga bisa mengunjungi perpustakaan Universitas tertua ini. Banyak buku dan manuskrip tersimpan di sini.
Bagi Anda yang suka ziarah, Anda bisa menziarahi makam Imam At-Tijani, pendiri Tarekat At-Tijaniah yang telah banyak mengislamkan ribuan orang-orang Afrika. Tarekat dan murid-muridnya menyebar ke penjuru dunia termasuk ke Nusantara. Ziarah berikutnya ke makam Ibnul Arabi pengarang Tafsir Ahkamul Quran dll. Ziarah selanjutnya ke Moulay Idris II (Sani). Dialah pendiri kota Fes. Anaknya Moulay Idris I (Awwal), penyebar Islam dan pendiri Dinasti Adarisah di Maroko yang wafat dibunuh (177 H) oleh pasukan Harun Ar-Rasyid.
Di kota ini anda akan dimanjakan bangunan-bangunan cantik, antik, unik dan nyentrik. Anda juga bisa menikmati kuliner Maroko atau sekedar minum kopi dan teh ala Maroko di kafe-kafe dan restoran rakyat Maroko di sepanjang jalan.
3. Marakes
Kota ini merupakan kota yang “wajib” dikunjungi oleh wisatawan. Karena Marakes merupakan ibukota wisata Maroko. Marakes dulu pernah menjadi ibukota administrasi Kerajaan Maroko. Tempat-tempat yang biasa dikunjungi adalah Jame’ Fna (Lapangan berkumpulnya pedagang dan seniman), Istana Bahia, Madrasah/Universitas/Pesantren Yousufiah (Ibnu Rusd pernah menjadi dosen/kyai di sini), Kuburan Bangsawan Sa’diyin, Menara, Koutubia dan sebagainnya.
Bagi yang suka ziarah, Anda bisa dan boleh bertabrruk dan bertawasul, mendoakan, membacakan Al-Fatihah dll kepada Sab’atur Rijal. Mereka adalah wali pitu/tujuh laiknya kalau di Nusantara Wali Songo. Mereka secara urut antara lain: Pertama, Yusuf Bin Ali As-Shonhaji (w. 593 H/1196 M). Kedua, Al-Qadli ‘Iyyad (w. 544 H), pengarang buku Asy-Syifa. Ketiga, As-Suhaily (w. 581 H), pengarang buku Ar-Raudl An-Unf. Keempat, Abu Al-Abbas As-Sibti (w. 601 H). Kelima, Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli (w. 870 H), pengarang buku Dalailul Khoirot. Keenam, Abdul Aziz At-Tabba’(w. 914 H), wali yang suka gaul dan turba muridnya Al-Jazuli. Ketujuh, Abdulllah Al-Ghazwani (w. 935 H) pengarang buku Annuqtah Al-Azaliyah fi Sirri Ad-Dzat Al-Ilahiyah (Titik Azali Rahasia Dzat Ilahi), beliau lebih banyak memberikan teladan ketimbang ceramah.
4. Sahara
Setelah berwisata di Marakes kurang afdhol jika Anda tidak ke Selatan Marakes, yakni ke Sahara, karena Marakes merupakan pintu masuk ke sana. Di Marakes banyak jasa travel paket ke Sahara. Harganya variatif tergantung berapa hari dan fasilitasnya. Kalau menurut pengalaman penulis, harga 2 hari 2 malam adalah 750 MAD/90 USD. Satu malam meningap di Hotel dan malam yang kedua menginap di tengah padang pasir. Kita akan diajak menyusuri keindahan kota-kota di Selatan Maroko seperti Tinggir, Marzouga, Ait Bin Haddou dll.
Di Tinggir kita menyaksikan sungai kecil di lembah yang bertebing eksotik. Di Marzouga kita bermalam di tengah padang pasir setelah sebelumnya puas menunggangi unta. Di Ait Bin Haddou kita menaiki kota di bukit yang terbuat dari lempung. Cantik, unik, antik dan nyetrik.
5. Tanger-Tetouan
Tanger dan Tetouan adalah dua kota yang bersebelahan keduanya kota pantai di utara Maroko. Dari keduanya Anda bisa menyaksikan teduhnya Laut Mediterrania dan Negara Spanyol.
Di Tanger seperti di Fes ada madinah qodimah dan madinah jadidah. Pelancong banyak menuju ke kota tua. Di sana Anda bisa menyaksikan bangunan tua dan shopping di pasar tradisonal dan atau sekedar menikmati hiruk pikuknya. Bagi traveller yang hobi ziarah mesti sowan (berziarah) kirim Al-Fatihah di depan Ibnu Batutah, biar bisa around the world kayak beliau. Untuk bisa ke sana harus ada guidenya, Guys. Peta tidak cukup. Bagi penggemar ulama hadis, dapat singgah menziarahi makam Bin Siddiq (keluarga ahli hadis Maroko). Di Nusantara Bin Siddiq dikenal dengan Al-Ghumariyyin.
Tempat wisata lainnya adalah Gua Herkules (Maghoroh Hiroqla), tempat di mana konon Herkules pernah sembunyi dari kejaran musuh (Romawi). Bentuk Guanya unik seperti kepala orang memakai surban yang menganga. Destinasi lainnya adalah Multaqol Bahrain (Pertemuan dua laut). Konon di laut ini bertemu dua laut yang satu asin yang satu tawar sebagaimana disebutkan dalam Surat Ar-Rahman.
Di Tetouan kita dimanjakan dengan bangunan-bangunan tua peninggalan Spanyol, menikmati laut Mediterrania dan jalan-jalan menikmati kuliner Es Teller khas Tetouan yang yummy. Kata teman-teman penulis orang-orang Tanger-Tetouan cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Benarkah? Yuk kemari!
Kontributor: Alvian Iqbal Zahasfan | Yang suka lan-jalan dan makan bakwan
FB: Alvian Iqbal Zahasfan