Menu Tutup

Alquran dan Teologi Kristen, Ini Ada 5 Fakta Tak Terbantahkan

DatDut.Com – Ada yang menarik dari acara “Ayat Bayyinat” di Qatar TV yang beberapa waktu lalu saya saksikan. Dr. Ali Mansour Kayali, ilmuwan dan ahli Fisika terkenal dari Aleppo Syiria, yang menjadi narasumber acara itu, menyebut beberapa hal dengan cara pandang yang unik terkait relasi Islam-Kristen. Dan, yang terunik dari apa yang disampaikan Kayali bahwa relasi itu didukung fakta yang kuat di Alquran.

catatanCara pandang Kayali ini memang memberi kesempatan kita untuk merenung, sudah benarkah cara pandang kita dalam melihat penganut agama lain, seperti ajaran Alquran. Apa betul mereka selalu “lan tardha” kepada kita umat Islam?

Meskipun tak bisa dipungkiri kepahitan beberapa tahun belakangan karena selalu dicap sebagai teroris dan objek eksploitasi serta penjajahan model baru oleh negara-negara dan kekuatan global yang saat ini dikuasai oleh penganut agama Kristen dan juga Yahudi, seringkali membuat kita terpancing untuk menjaga jarak, bahkan menganggap musuh mereka. Nah, untuk menyegarkan pemahaman kita soal ini, berikut 5 fakta unik yang terekam dalam Alquran terkait teologi Kristen, yang 3 di antaranya berasal dari a:

1. Maryam

Wanita yang dijadikan nama surah dalam Alquran adalah Maryam, bukan Aisyah, Khadijah atau istri Nabi yang lain. Bahkan, kata Maryam disebut sebanyak sekurang-kurangnya 34 kali.

Ini jelas mengandung pesan yang kuat bahwa wanita yang amat dihormati dalam teologi Kristen juga terhormat dalam teologi Islam. Apalagi bila memperhatikan kaidah dalam Ulumul Qur’an bahwa nama yang disebut dalam Alquran dalam jumlah banyak dan dalam konteks positif, memberi pesan agar kita umat Islam bisa meneladaninya. Maryam yang dikenal sebagai Bunda Maria di komunitas Kristen di Indonesia, direkam dalam Alquran sebagai wanita istimewa yang melahirkan nabi. Ia dapat melahirkan tanpa ada andil seorang lelaki pun.

2. Ali Imran

Keluarga dan klan yang dijadikan nama surah dalam Alquran adalah Ali Imran ‘klan Imran’, bukan Bani Hasyim atau bani lainnya, yang berhubungan dengan Nabi Muhammad Saw. Bahkan, frasa ini disebut sekurang-kurangnya sebanyak 3 kali di Alquran. Ini jelas mengandung pesan bahwa klan ini istimewa dalam pandangan Alquran. Yang terpenting lagi soal ini, Islam selalu mengajarkan umatnya untuk menghormati pihak atau benda yang dihormati oleh kelompok lain, termasuk penganut agama lain.

3. Perjamuan Terakhir

Perjamuan Terakhir yang dibicarakan dalam teologi Nasrani, juga diabadikan dalam Alquran sebagai nama surah: Al-Maidah. Kata ini sendiri disebut dua kali dalam Alquran. Pesan terpentingnya, Alquran amat menghormati apa yang dihormati dalam tradisi agama lain, bahkan tidak hanya terkait figurnya, tetapi juga peristiwa yang disakralkan.

4. Lebih Bersahabat dengan Umat Islam

Mari perhatikan terjemahan surah Al-Maidah, 82 beirkut: “Kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Sebaliknya, kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, ‘Kami ini orang Nasrani.’ Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena mereka tidak menymbongkan diri.” Ayat ini menjawab banyak hal, terutama terkait jumlah orang Kristen yang masuk Islam jauh lebih besar daripada orang Yahudi masuk Islam.

5. Lan Tardha

Ayat 120 surah Al-Baqarah ini sering dijadikan dalil oleh sebagian kalangan bahwa baik Yahudi maupun Nasrani sama saja dalam memusuhi umat Islam. Padahal kalau memperhatikan ayatnya dengan seksama, mungkin kita perlu mengoreksi pendapat kita itu.

Di ayat itu disebutkan wa lan tardha ankal yahudu walan nashara hatta tattabi’ millatahum yang seringkali diterjemahkan menjadi “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. Padahal, ayatnya menyebut wa lan tardha ankal yahudu walan nashara, bukan wa lan tardha ankal yahudu wan nashara. Menurut Al-Sya’rawi, dikutip dari laman Elsharawy.ebnmaryam.com, kadar kebencian Yahudi lebih tinggi daripada orang Nasrani. Makna lainnya, ayat itu memberi pesan bahwa bila kita ingin menyenangkan orang Yahudi, maka orang Nasrani tidak senang. Begitupun sebaliknya. Penafsiran ini terkait dengan QS AL-Baqarah, 113.

syarif hade

Dr. Moch. Syarif Hidayatullah | Founder DatDut.Com

@syarifhade

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *