Menu Tutup

Detik-detik Terakhir Al-Hallaj “Sang Kebenaran” Menghadapi Eksekusi Mati

DatDut.Com – Nama lengkapnya Al-Husain bin Manshur al-Hallaj. Punya nama julukan Abu Mughits. Ia berasal dari daerah Baidhah di Persia dan tumbuh besar di Wasith Irak. Ia sempat berinteraksi dengan para ulama hebat, seperti Al-Junaid, Al-Nuri, ‘Amr bin ‘Utsman Al-Makki, Al-Fauthi, dan ulama-ulama sufi lainnya.

Ia populer dengan ungkapan “Akulah Kebenaran”, yang membuatnya kemudian dijatuhi hukuman mati. Para ulama berbeda pendapat dalam masalah Al-Hallaj ini. Sebagian besar sufi tidak menerimanya dan menafikan keberadaannya. Mereka menolak kalau Al-Hallaj dikatakan mempunyai jasa dalam bisang tasawuf. Namun, ada sebagian yang lain mau menerimanya.

Di antara mereka yang menerima itu adalah Abu Al-‘Abbas bin Atha’, Muhammad bin Hunaif, Abu Al-Qasim Al-Nashrabadzi. Orang-orang ini memberikan pujian untuk Al-Hallaj dan membenarkan apa yang telah dilakukannya. Mereka juga menceritakan apa yang dikatakan oleh Al-Hallaj dan menjadikannya sebagai salah seorang yang mendalami bidang hakikat, hingga Muhammad bin Hunaif mengatakan, “Al-Husain bin Manshur adalah orang yang berilmu rabbani.”

Ia dieksekusi mai di Bagdad di pintu Al-Thaq pada hari Selasa, tanggal 6 bulan Dzulqa’dah tahun 309 hijri. Dalam kitab Tarikh Ibnu Khalikan disebutkan mengenai penyebab terbunuhnya Al-Husain Al-Hallaj. Dalam kitab itu tidak dijelaskan mengenai apa yang menyebabkan Al-Hallaj mesti divonis mati. Al-Qusyairi mengisyaatkan bahwa Al-Hallaj terbebas dari segala tuduhan yang diarahkan padanya.

Karenanya, Al-Qusyairi menyebut akidah Al-Hallaj sama dengan akidah kalangan ahli sunnah di bagian awal kitabnya sebagai pembuka bab husnuzhzhann kepadanya. Kemudian ia menyebutkan lagi Al-Hallaj di akhir-akhir bab tentang beberapa tokoh sufi yang mendapat banyak tuduhan.

Abu Al-‘Abbas Al-Razi bercerita, “Saudaraku cukup lama menjadi pelayan Al-Hallaj. Pada saat malam sebelum Al-Hallaj menjalani eksekusi mati esok harinya, saudaraku itu bertanya padanya, ‘Syekh, berpesanlah padaku.’ Kala itu, Al-Hallaj hanya berkata, ‘Jaga nafsumu. Jika kamu tidak membuatnya sibuk, maka kamu akan disibukkannya.’ Lalu keesokan harinya saat ia harus menghadapi eksekusi mati, ia masih sempat mengatakan, ‘Cukuplah Allah menyendirikan orang yang sendiri menuju-Nya.’ Lalu ia keluar dengan gagah dalam ikatan rantai yang melilitnya. Ia pun bersenandung syair berikut:

Kesedihanku tidak disebabkan sedikit pun oleh kezaliman ini

Ia telah memberiku minuman seperti yang disuguhkan pada seorang tamu

Beginilah orang yang meminum angin dengan ular naga pada saat musim panas

Kemudian ia berkata, “Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat selalu menantang supaya hari itu segera didatangkan, sementara orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya padahal mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi).” Setelah itu, ia tidak mengatakan apa-apa lagi. Hingga eksekusi akhirnya dijatuhkan padanya.

Menurut Al-Qudha’i, “Al-Hallaj dihukum mati pada masa kekhilafahan Ja’far bin Al-Mu’tadhid. Proses eksekusinya dilakukan terlebih dahulu kedua tangan dan kedua kakinya dipotong baru kemudian kepalanya dipotong. Potongan-potongan tubuhnya itu lalu dilemparkan ke dalam bara api.”

Al-Fannad bercerita, “Suatu hari aku bertemu dengan Al-Hallaj. Ia lalu menyenandungkan beberapa bait syair berikut ini:

Demi umurmu

Aku punya jiwa yang aku hancur

Atau jiwaku itu malah akan meningkat

Ke suatu tingkatan yang tinggi

Antara aku dan Allah hanya tersisa dua hal

Tidak ada dalil dengan ayat-ayat atau dengan argumen

Dalil milik-Nya, yang berasal dari-Nya, yang beroerientasi pada-Nya, dan dengan-Nya adalah benar

Kami telah menemukannnya dalam ilmu dan Al-Quran

Inilah eksistensiku, penjelasanku, dan keyakinanku

Ini adalah kesatuan ketauhidanku dan keimananku

Ini adalah penampakan cahaya kebenaran yang menyala

Gemerlap cahaya telah aku buat bersinar dengan ilmu pengetahuan

Tidak perlu lagi mencari dalil atas apa yang telah dibuat oleh Sang Pencipta

Sementara kalian selalu menceritakan tentang keadaan kronis yang aku alami

 

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *