DatDut.Com – Kemajuan teknologi informasi membuat banyak orang menemukan dunia tanpa batas. Informasi beredar cepat tanpa harus menunggu berhari-hari. Entah itu informasi valid maupun informasi palsu/hoax dan provokasi. Lebih-lebih dengan adanya medsos yang membuat hubungan pertemanan bisa melampaui sekat-sekat ruang.
Di tengah derasnya arus informasi ini, tak jarang banyak informasi yang sebenarnya tak layak dikonsumsi oleh umum. Bisa berupa berita yang belum jelas kebenarannya, maupun informasi keilmuan yang justru akan membingungkan orang awam.
Sayangnya banyak diantara kita yang sering membagikan informasi, berita yang belum jelas kebenarannya. Apalagi jika itu sejalan dengan kecenderungan politik dan fanatisme. Karena itu pulalah, produsen hoax selalu diuntungkan oleh tingkah kebanyakan pengguna medsos.
Jangankan berita dan informasi yang tidak benar atau belum jelas kebenarannya, informasi benar dan keilmuan saja ada etikanya. Karena tidak semua orang sama kemampuan dan kapasitasnya dalam menerima informasi.
Terkait etika dalam bermedsos inilah Ustadz Ma’ruf Khozin, Dewan Pakar Aswaja NU Center Jatim, menukilkan dua pesan sahabat nabi yang sangat tepat diterapkan saat ini. Berikut uraian yang diunggah dalam akun Facebook-nya:
Sudah ratusan juta masyarakat kita bertemu dalam satu ruang media. Jika dahulu pertemuan hanya dalam satu masjid, satu kantor atau mungkin satu lapangan sekalipun, para ulama kita sudah berpesan agar berhati-hati dalam menyebarkan sebuah informasi. Apalagi kini yang sudah tanpa sekat dan batas.
■ Pesan Sayidina Ali:
ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ: «ﺣﺪﺛﻮا اﻟﻨﺎﺱ، ﺑﻤﺎ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺃﺗﺤﺒﻮﻥ ﺃﻥ ﻳﻜﺬﺏ، اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ»
Ali berkata: “Berkomunikasilah dengan masyarakat sesuai dengan pemahaman mereka. Apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (Sahih Al-Bukhari)
Ada tambahan dalam riwayat lain:
ﻭﺩﻋﻮا ﻣﺎ ﻳﻨﻜﺮﻭﻥ ﺃﻱ ﻳﺸﺘﺒﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻬﻤﻪ ﻭﻛﺬا ﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺘﺨﺮﺝ
“Dan tinggalkanlah hal-hal yang tidak difahami mereka”. Riwayat Abu Nuaim dalam Al-Mustakhraj (Fath Al-Bari Syarah Sahih Al-Bukhari)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
ﻭﻓﻴﻪ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺘﺸﺎﺑﻪ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮ ﻋﻨﺪ اﻟﻌﺎﻣﺔ
“Atsar ini adalah dalil bahwa sesuatu yang belum jelas sebaiknya jangan disampaikan kepada masyarakat umum” (Fath Al-Bari Syarah Sahih Al-Bukhari)
■ Pesan Sahabat Ibnu Mas’ud
ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ : «ﻣﺎ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺤﺪﺙ ﻗﻮﻣﺎ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻻ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﻋﻘﻮﻟﻬﻢ، ﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﻟﺒﻌﻀﻬﻢ ﻓﺘﻨﺔ»
Ibnu Mas’ud berkata: “Tidaklah engkau menyampaikan sebuah informasi kepada suatu masyarakat yang tidak difahami oleh akal mereka, kecuali informasi itu akan menjadi petaka bagi sebagian mereka” (Sahih Muslim)
Ahli hadis Abdurrauf Al-Munawi berkata:
ﻷﻥ اﻟﻌﻘﻮﻝ ﻻ ﺗﺤﺘﻤﻞ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻃﺎﻗﺘﻬﺎ ﻓﺈﻥ ﺃﺯﻳﺪ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﻘﻞ ﻓﻮﻕ ﻣﺎ ﻳﺤﺘﻤﻠﻪ اﺳﺘﺤﺎﻝ اﻟﺤﺎﻝ ﻣﻦ اﻟﺼﻼﺡ ﺇﻟﻰ اﻟﻔﺴﺎﺩ
“Sebab akal tak mampu menerima informasi kecuali sebatas kemampuannya. Jika itu melebihi dari kemampuan akalnya maka keadaan akan berubah, dari baik menjadi buruk” (Faidl Al-Qadir Syarah Al-Jami’ Shaghir).
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022