DatDut.Com – Dalam Alquran, ada seorang yang bernama Lukman Al-Hakim yang terkenal dengan nasehat-nasehatnya pada anaknya. Ulama berbeda pendapat tentang asal-usul Lukman Al-Hakim. Ibnu ‘Asyur mengatakan, Lukman Al-Hakim merupakan seseorang yang bijaksana dan saleh. Dia seorang bijak yang benar dalam agama serta dikaruniai kecerdasan otak.
Ibnu Katsir meriwayatkan dari Mujahid bahwa Lukman Al-Hakim adalah seorang hakim dari Bani Israil pada masa Nabi Daud a.s.
Di luar perbedaan pendapat tentang asal usul tadi, fakta bahwa Lukman Al-Hakim adalah seorang pendidik terutama kepada anak-anaknya telah diabadikan dalam Alquran.
Nah, dengan berpedoman pada nasihat Lukman yang termaktub dalam Alquran ini, semoga para orangtua ataupun tenaga pendidik di sekolah mampu mendidik anak-anak menjadi pribadi saleh serta berkarakter qurani. Berikut Ini 5 nasehat Lukman Al-Hakim kepada anak-anaknya :
1. Janganlah Mempersekutukan Allah Swt.
Nasihat Lukman yang pertama pada anaknya adalah jangan mempersekutukan Allah Saw. Karena Allah akan mengampuni semua dosa hambanya kecuali dosa mempersekutukan-Nya. (QS An-Nisa’ [4]: 48)
Ia menasihati anaknya, “Anakku, Jangan pernah mempersekutukan Allah, karena itu merupakan kezaliman (kejahatan) yang besar,” (QS Lukman [31]: 13).
Al-Maraghi menjelaskan zalim itu adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Tentu sebuah kejahatan besar ketika menyembah selain Allah Swt. Tuhan pencipta alam semesta.
2. Berbakti kepada Orangtua
Nasihat kedua Lukman kepada anaknya adalah berbakti kepada orangtua. Ini sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah engkau akan kembali,” (Q.S. Lukman [31]: 14).
Allah berfirman tentang kewajiban berbakti dan berbuat baik pada kedua orangtua. Nabi pun mengatakan, “Keridaan Allah itu terletak pada keridaan orangtua, (begitu pun sebaliknya) kemungkaran Allah terletak pada kemungkaran kedua orang tua,” ( HR Tirmizi).
3. Menanamkan Perasaan Bahwa Allah selalu Mengawasi Hamba-Nya
“Nak, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui,” kata Lukman kepada anaknya (QS Lukman [31]: 16).
Terkadang, ada seorang anak yang patuh hanya pada saat berada dalam pengawasan orangtuanya saja, padahal orangtua tahu atau tidak, Allah selalu mengawasi.
Karena itulah penting menanamkan kepada seorang anak bahwa Allah Swt. selalu bersama hambanya serta tak pernah lengah mengawasi mereka. Walau sekecil biji sawi dan sekalipun tersembunyi dalam pasir, Allah mengetahuinya.
4. Agar Anak Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab dan Mandiri
“Nak, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),” begitu Lukman menasihati anaknya (QS Lukman [31]: 17).
Lukman mengawali nasihatnya dengan pentingnya salat. Karena salat adalah amalan pertama yang akan dihisab nanti, yang mana jika baik salatnya akan baik seluruh amalnya,” (HR. at-Tirmizi dan ath-Thabari).
Karena itu, menanamkan kewajiban salat pada anak-anak berarti melatih rasa tanggung jawab serta mandiri pada diri seorang anak sedari kecil. Karena salat adalah tanggung jawabnya sebagai individu, sedangkan berbuat baik dan tidak berbuat mungkar adalah tanggung jawab kepada sesama.
5. Berakhlak Mulia serta Memiliki Jiwa Sosial yang Tinggi
Lukman menasihati anaknya agar tidak menjadi orang yang sombong. Sombong biasanya menjangkiti seseorang yang telah memiliki status sosial yang tinggi serta kehidupan yang mapan. Gejala sombong itu bisa terlihat dari gelagat, ekspresi muka, serta nada bicara.
Karena itu, Lukman memberikan nasihat seperti ini “Nak, janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sederhanalah kamu dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Seburuk-buruk suara ialah suara keledai,” (QS Lukman [31]: 18-19).
Gelagat orang sombong digambarkan dengan kata tusha’ir yang diartikan memalingkan muka, diambil dari kata ash-sha’ar, yaitu leher unta yang keseleo. Jadi seakan lehernya susah digerakkan karena sombong.
Neneng Maghfiro | Penulis tetap Datdut.Com
Twitter : @NengAirin
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022