DatDut.Com – Gelar profesor menjadi idaman insan akademik yang begelut di bidang-bidangnya masing-masing. Semestinya, gelar profesor memang bukan akhir dari perjalanan akademik seseorang. Mendapat gelar profesor seharusnya lebih meningkatkan kualitas, bukan hanya karena mengharap tunjangan saja.
Biasanya, akademisi di Indonesia meraih gelar professor setelah mereka berusia 40 tahun. Namun, ada beberapa orang Indonesia yang mendapat gelar di bawah usia 40 tahun. Sehingga, mereka diberi gelar profesor termuda di masing-masing bidangnya.
Nah, 5 nama ini mendapatkan gelar professor termuda di masing-masing lembaga tempat mereka berkecimpung. Siapa saja mereka? Ini ulasannya. Semoga memotivasi!
1. Nelson Tansu
Nelson Tansu kecil hobi membaca profil dan biografi para fisikawan ternama di dunia. Hobinya ini ternyata mengantarkannya sebagai profesor di Lehigh University, salah satu kampus ternama di Amerika.
Pada usia 25 tahun, setelah mendapat gelar doktor di bidang Electrical Engineering, pria kelahiran Medan ini diangkat menjadi asisten profesor di kampusnya tersebut, seperti dikutip dari Biografiku.com.
2. Agus Pulung Sasmito
Agus Pulung Sasmito memulai jenjang pendidikan strata satu (S1) di Universitas Gajah Mada pada Jurusan Teknik Fisika pada 2001. Selesai S1 pada tahun 2005, pria kelahiran Wonosobo ini, melanjutkan jenjang magister hingga doktornya di National University of Singapore (NUS). Agus dapat menyelesaikan doktoralnya pada tahun 2011 pada universitas yang sama, seperti dikutip Wonosobomuda.com.
Jerih payahnya menyelesaikan doktoral di NUS tersebut mempermudah langkahnya melamar professorship ke tiga universitas, Khalifa University, Abu Dhabi, Aalto University, Finlandia, dan McGill University pada tahun 2013. Ketiga kampus tersebut menerima lamarannya begitu saja. Namun, fisikawan ini, memilih universitas yang terakhir karena reputasinya.
3. Firmanzah
Firmanzah lahir di Surabaya pada 7 Juli 1976. Ia memulai jenjang strata satu (S1) di Jurusan Manajemen Universitas Indonesia pada tahun 1998. Gelar masternya dalam bidang manajemen diperoleh dari dua universitas yang berbeda, yaitu Universitas Indonesia (2000) dan University of Lille, Prancis (2005), seperti dikutip dari Merdeka.com.
Setelah itu, pria yang kini berusia 40 tahun ini menyelesaikan gelar doktornya di Université de Pau et Pays de l’Adour, Prancis pada tahun 2008. Pada Juni 2012, Presiden SBY mengangkatnya menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi. Gelar profesor termuda didapatkan dari Universitas Indonesia saat ia masih berusia 34 tahun. Saat ini, ia menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina menggantikan Anies Baswedan (2014-2018), seperti dikutip Republika.co.id.
4. Ismunandar
Pria kelahiran Purwodadi, Jawa Tengah ini, meraih gelar magisternya di University of Sydney hanya ditempuh dalam waktu satu tahun. Pria lulusan ITB ini, menyelesaikan jenjang doktoralnya pada universitas yang sama pada tahun 1998, seperti dikutip Jpnn.com,
Gelar Guru Besar ITB didapatkannya saat ia berusia 38 tahun. Otomatis, dia dinobatkan menjadi Guru Besar di ITB pada waktu itu. Penelitiannya pada bidang kimia menjadi rujukan peneliti kimia lainnya. Beberapa di antara karyanya Padatan Oksida Logam dan Kimia Popoler, dikutip dari Sekolahluarnegeri.com.
5. Qomariyatus Sholihah
Yang terakhir ini, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Banjarmasin, Kalimantan. Pada acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Unlam, ia menyampaikan orasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Saat diberi anugerah gelar profesor (11/06/15), usianya masih 36 tahun 11 bulan, seperti dikutip Tempo.co. Atas prestasinya tersebut, ia mendapatakn penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena menjadi Guru Besar Termuda dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat se-Indonesia. Selain itu, ia juga merupakan wanita pertama yang mendapat gelar Guru Besar di wilayah Indonesia Bagian Tengah, seperti dikutip dari Unlam.ac.id.
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022