Menu Tutup

Dengan 5 Hal Ini, Indonesia Akan Jadi Negeri Berpenduduk Mayoritas Syiah

DatDut.Com – Dalam beberapa tahun belakangan ini, tema Sunni versus Syiah menjadi topik terpanas di berbagai media berbasis massa Islam, fanpage, status media sosial ataupun pembicaraan antar teman sekantor.

Artikel-artikel dengan tema kesesatan Syiah menjadi sumber bacaan banyak orang yang tak pelak lagi mempengaruhi dengan telak cara pandang mereka pada sekte itu.

Seiring dengan konflik multidimensi di Timur Tengah, khususnya Suriah, sebagian muslim di tanah air memiliki tren baru, yakni mudah mengecap muslim lain dengan stempel “Syiah”. Sebagian alasan yang mendasari tuduhan itu terkesan begitu naif, namun itulah kenyataannya.

Tuduhan-tuduhan itu kadang tidak didasari juga oleh pengetahuan yang mendalam. Hanya prasangka. Berikut beberapa hal yang memudahkan seseorang dikatakan sebagai Syiah, tasyayu’ atau mengikuti tradisi Syi’ah:

1. Memuliakan Ahlulbait

Dalam sebuah ceramah yang diunggah di youtube, Habib Rizieq Shihab menyindir kelakukan orang-orang yang gemar mengeneralisasi bahwa seseorang habib itu mestilah Syiah. Entah sindiran itu hanya selorohan atau memang berdasarkan pada kenyataan.

Namun yang pasti, Habib Rizieq pernah mendapatkan fitnah berupa tuduhan bahwa beliau adalah pengikut Syiah hanya berdasarkan foto bersama tokoh-tokoh Syiah. Berikut video ceramah Habib Riziq tersebut:

[wpdevart_youtube]qX5dkA4-fK0[/wpdevart_youtube]

2. Karbala

Kesan apa yang muncul di benak Anda saat disebut “Karbala”? Bagi sebagian orang, Karbala selalu dan hanya dikaitkan dengan tradisi para pengikut Syiah yang meratapi peristiwa syahidnya cucunda Nabi, sayyidian Hussein bin Ali bin Abi Thalib beserta keluarga dan pengikut setianya.

Benarkah begitu? Tentu tidak. Tragedi Karbala adalah sebuah peristiwa memilukan baik bagi para pengikut Sunni maupun Syiah. Bagi Sunni, syahidnya seorang cucu Nabi dan keluarganya tetaplah menjadi sebuah peristiwa yang luar biasa kelamnya meskipun tidak ada ritual khusus dalam memperingatinya sebagaimana Syiah.

3. Tawasul

Ada yang berkata bahwa tawasul dengan menyebut nama orang alim yang sudah meninggal tidaklah masyru’ dan merupakan tradisi Syiah. Orang-orang Syiah memang gemar berdoa dengan menggamit nama imam-imam mereka, misal imam Ali atau imam Husein dan sebagainya.

Dan bagi orang-orang itu, sesiapapun yang bertawasul dengan nama syekh Abdulqadir al-Jilani misalnya, maka dia akan serta merta divonis mengikuti tradis Syiah.

Jika dikatakan tradisi ini sebagai tradisi Syiah, tampaknya orang-orang itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa ikhtilaf adalah sebuah keniscayaan karena tawasul model ini (du’a bi tawassul) adalah masyru’ menurut mazhab di luar mereka.

4. Maulid

Entah sudah berapa ribu postingan dari FP, status atau situs berbasis massa Islam yang memberitakan bahwa peringatan kelahiran Rasulullah Saw. sebagai tradisi yang diawali oleh para penganut Syiah di zaman daulah Fathimiyyah.

Namun yang tidak bisa disangkal juga adalah bahwa para pengikut sunni juga memiliki sandaran historis yang kuat.

Dalam tarikh-nya (al-Bidayah wa al-Nihayah), Ibnu Katsir menulis bahwa pelopor perayaan Maulid secara meriah adalah seorang raja bernama Muzhaffar Abu Sa’id Kukuburi bin Zainuddin Ali Ibnu Buktikin. Beliau adalah penguasa Irbil dan penganut sunni. Istri Sang Raja yang bernama Rabi’ah Khatun binti Ayyub adalah saudari panglima besar Islam pembebas Jerussalem, Shalahuddin al-Ayyubi.

5. Kontra Wahhabi

Bagi sebagian orang, para dai wahhabi dianggap sebagai golongan yang mewakili ajaran Islam yang murni sebagaiman jargon-jargon mereka. Dan itu yang merebut hati para pencari ilmu.
Dan bagi siapapun yang menolaknya, bersiaplah untuk diberi stempel penolak dakwah Islam, tidak mengikuti sunnah, ahli bidah, zindiq, dan bisa jadi dituduh sebagai penganut Syiah.

Jadi, bukan mustahil jika Indonesia sebenarnya adalah negara dengan populasi Syiah terbesar di dunia. Bukan, begitu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *