Menu Tutup

Gus Mus Klarifikasi Tulisan dan Meme yang Mengatasnamakan Dirinya

DatDut.Com – Ketenaran dan ketokohan seseorang memang sering menyilaukan bagi sebagian orang. Statemen dan pendapatnya akan jadi rujukan banyak pengikut dan simpatisannya. Namun tak jarang ada juga orang yang memanfaatkan ketokohan publik figur tertentu untuk memuluskan tujuannya. Baik tujuan kelompok maupun golongan.

Dari situlah muncul hoax jenis perkataan. Yaitu tulisan, pernyataan maupun meme dengan mencatut nama tokoh tertentu. Tokoh yang dicatut namanya kadang tak tahu-menahu perkataan yang dinisbatkan padanya telah viral dan baru terkejut ketika mengetahuinya.

Meme dan kutipan kalimat sering bertebaran jika tak jelas apakah benar-benar perkataan si tokoh akhirnya mirip hadis palsu yang dibuat dan disebar sesuai keinginan yang membagikan.

K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Mustasyar PBNU yang juga terkenal dengan karya-karya sastranya, baru-baru ini kembali mengklarifikasikan dua buah meme yang mencatut namanya. Dengan bahasa halus beliau mengecam orang yang membuat tulisan tersebut kenapa tidak percaya diri dengan karyanya. Menurutnya, ia akan lebih rela tulisannya diklaim sebagai tulisan orang lain, ketimbang tulisan orang lain diklaim atas namanya.

Pada Jum’at  (10/3/’17) Gus Mus menunggah dua meme yang memuat fotonya lengkap dengan pernyataan atas namanya ke akun Facebook miliknya. Sekilas orang akan langsung percaya dan tentu menganggapnya sebagai statement Gus Mus. Gus Mus menulis:

Mengapa ada orang yang suka menyatakan pikirannya tapi tidak pédé dan mengatasnamakan orang lain? 🙁 Aku lebih rela tulisanku diakui sebagai tulisannya, daripada tulisannya diakukan sebagai tulisanku. Ini beberapa contoh saja dari tulisan orang yang diakukan sebagai tulisanku, lengkap dengan fotoku.

Gambar pertama ini mengomentari Habib Rizieq

Gambar kedua berbau isu politik terkini

[nextpage title=”Gus Mus Klarifikasi Pernyataan yang Dipakai Bahan Saling Hujat”]

Gus Mus Klarifikasi Pernyataan yang Dipakai Bahan Saling Hujat

Sebelum itu, Gus Mus juga pernah mengklarifikasi meme lain. Masih seputar dihadapkan dengan Habib Rizieq, pada 5 November 2016 lalu, Gus Mus menulis sebuah status tanpa mengunggah gambar tertentu. Saat itu sedang marak foto Gus Mus yang dilengkapi kutipan pernyataan dan sering dihadapkan dengan foto dan pernyataan Habib Rizieq Shihab.

Silahkan ambil fotoku. Tapi mbok tolong jangan dishare dengan embèl-èmbèl tulisan (baik yang disimpulkan dari perkataanku, sebagian perkataanku, atau apalagi yang sama sekali bukan perkataanku). Tolong jangan bawa-bawa namaku untuk berkelahi. Aku tidak suka berkelahi dengan siapa pun dengan alasan apa pun. Aku mencintai kalian semua,” tulisnya.

Salah satu pembaca, Sarah Jabari berkomentar dan mengunggah salah satu meme yang ramai beredar. Ia bertanya, “Niki nopo nggih leres quote panjenengan? Ngapunten, kula post amargi pas kaliyan pikiran kula (Ini apa benar quote Anda? Maaf saya pos karena saya rasa pas dengan pikiran saya).”

Berselang 3 menit kemudian, Gus Mus membalas dengan berkomentar, “Nggih niki salah setunggalipun conto, Mbak (Ya ini salah satu contohnya, Mbak).

Jawaban singkat tersebut harus dicerna dengan seksama dan selaras dengan tulisan Gus Mus. Artinya, Gus Mus tidak setuju jika gambarnya dibuat meme namun untuk keperluan saling hujat yang disebutnya dengan bertengkar.

Ketika Sarah Jabari mengunggah salah satu gambar yang beredar dan menanyakan apakah ini pernyataan Gus Mus, maka Gus Mus lantas menjadikan gambar tersebut sebagai contohnya foto dan pernyataannya yang dibuat bertengkar.

Karena singkat dan harus membaca dan memahami secara utuh, sebagian netizen ada yang gagal paham. Misalnya Abu Khoirin yang langsung bertanya dengan galak, “Apakah bapak Kiai membenci Habib Rizieq?” tulisnya. Komentar itu pun mengundang puluhan komentar dari para pembaca dan menimbulkan keriuhan tersendiri di sub komentar kiriman Sarah Jabarin.

[nextpage title=”Gus Mus Klarifikasi Puisi “Kau Ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana”]

Gus Mus Klarifikasi Puisi “Kau Ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana” Palsu

Jauh sebelum itu, pada sekitaran Juli 2016, Gus Mus juga mengklarifikasi sebuah puisi yang viral di medsos maupun blog-blog. Puisi tersebut merupakan versi lain dari puisinya yang berjudul “Kau Ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana.”

Puisi ini berbeda sekali dengan aslinya. Jika versi aslinya lebih menyindir pemerintahan dan penguasa, maka versi palsu puisi itu menyindir kaum salafi wahabi yang gampang memvonis bidah.

Mengklarifikasi puisi itu Gus Mus pernah membagikan kiriman puisi tersebut dan menulis, “Sudah berapa kali aku, anak-anakku, kawan-kawan dekatku mengklarifikasi bahwa itu BUKAN puisiku. Tapi terus saja ada yang menyebarkannya dengan memasang fotoku. Mengapa yang membuat puisi ini tidak berani mengakui sebagai karyanya atau menggunakan nama samaran apalah tanpa membawa nama dan fotoku.” Hanya saja, setelah dimuat situs NU Online, tulisan status tersebut tampaknya dihapus karena penulis tak menemukannya dalam penelusuran.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *